2023-10-02
Sebagai warisan budaya, batik telah dikenal lama di berbagai daerah di Indonesia. Tidak hanya tumbuh dan berkembang di tanah Jawa, bebeberapa arkeolog dan sejarawan mempercayai bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua.
Oleh karenanya, motif batik Indonesia pun dikenal beragam. Tak hanya motif-motif populer seperti “tujuh rupa” (Pekalongan), “sogan” (Solo), “gentongan” (Madura), “mega mendung” (Cirebon), “keratin” (Yogyakarta), “simbut” (Banten), “kawung” (Jawa Tengah), “pring sedapur” (Jawa Timur), “priyangan” (Tasik), atau “parang” (Jawa); motif batik di Indonesia bahkan diklaim mencapai ribuan. Adalah Bandung Fe Institute dan Sobat Budaya yang melakukan pendataan mengenai motif batik asal Indonesia beberapa tahun lalu. Hasilnya, sekitar 5.849 motif batik berhasil terdokumentasikan.
UNESCO tentu tidak tanpa alasan dalam memberi pengakuan batik sebagai warisan kemanusiaan dan budaya. Mereka melihat teknik, simbolisme, dan budaya dalam pembuatan batik yang diwarnai menggunakan tangan pada bahan katun dan sutra telah menyatu dengan kehidupan rakyat Indonesia. Tradisi membatik sendiri dilakukan dari generasi ke genesari. Membatik dilakukan orang Indonesia di berbagai daerah dari usia kecil hingga dewasa. Selain itu, semenjak kecil, bayi telah digendong dengan kain batik dan ketika mereka meninggal pun biasanya akan diselimuti dengan kain batik.
Pengakuan UNESCO membuat batik menjadi semakin diakui oleh dunia. Citra batik semakin terangkat. Batik tidak lagi dilihat sebagai pakaian adat atau pakaian yang bersifat formal, tua, dan kaku. Lebih jauh, batik saat ini telah digemari setiap kalangan dari anak-anak hingga usia dewasa.
Dengan mengemban status sebagai warisan budaya dunia, tentu menjadi tanggung jawab semua pihak untuk terus menjaga dan memajukan batik Indonesia. Pemerintah saat ini tengah meminta agar para pengrajin batik dapat mulai menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan. Kekhawatiran ini muncul karena proses pewarnaan kain batik yang kebanyakan dilakukan berulang kali dengan pewarna kimia atau buatan sehingga berbahaya bagi lingkungan.