2022-01-04
Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang dalam kondisi rentan. Oleh karena itu, Balai Bahasa Jawa Tengah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menerbitkan majalah Jawa Swaratama dengan edisi yang menarik.
“Meskipun masih diketegorikan aman karena jumlah penuturnya masih banyak, namun beberapa penelitian, penggunaan bahasa Jawa terus menurun,” jelas Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah, Ganjar.
Proses penerbitan dimulai dengan penerimaan naskah, dilanjutkan dengan mengkurasi naskah sesuai visi misi majalah. Pimpinan redaksi berperan dalam menyelaraskan dan mengirimkan naskah yang telah disunting ke penerbit. Hingga akhirnya naskah dapat diterbitkan. Selain itu, karena Swaratama merupakan majalah ber-ISSN, file pdf dikirim ke LIPI sebagai laporan.
“Tidak berimbanganya naskah yang masuk menjadi salah satu kendala dalam proses penerbitan,” tutur Ganjar. Sebagai contoh, naskah di rubrik “Gurit” dan “Swara Siwa” sangat berlimpah sehingga dapat dipakai untuk beberapa terbitan. Di sisi lain, terdapat rubrik yang sepi peminat, seperti rubrik “Kawruh Basa”. Karya tulisan dari masyarakat sering kali tidak sesuai standar kualitas yang baik juga menjadi kendala. Meskipun begitu, hal tersebut dapat terselesaikan dan proses terbit tetap berjalan.
Kerja sama yang baik antara sastrawan, penulis, dan penerbit memiliki peran penting dalam penebitan majalah swaratama. Sastrawan yang dilibatkan bertugas untuk menjaga kualitas isi Swaratama.
Melalui kerja sama dan kekompakan, majalah Swaratama yang telah terbit sejak 2015 ini berhasil menerbitkan edisi 18 dan 19 yang disebarluaskan ke masyarakat. Sementara itu, sampai bulan September lalu naskah untuk edisi 20 masih dalam proses penyuntingan.
Terbitan majalah Swaratama mendapat sambutan baik dari masyarakat. Hal ini terbukti terdapat masyarakat menanyakan bagaimana kontribusi maupun cara memperoleh majalah